Break Free, Bebaskan Diri dari Jeratan Adiksi Nikotin

Stop merokok mulai sekarang!

DALAM rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, PT Pfizer Indonesia meluncurkan kampanye "Break Free" yang bertujuan memotivasi para perokok yang ingin menghentikan kebiasaan merokok. Inisiatif ini didasari oleh fakta bahwa sebanyak 70 persen perokok ingin berhenti, tapi hanya 5-10 persen dapat melakukannya tanpa bantuan.

Kampanye "Break Free" merupakan inisiatif dari Pfizer Regional untuk mendukung orang-orang yang ingin berhenti merokok di dunia, sehingga mereka dapat mengatasi tantangan-tantangan yang muncul ketika melakukan usaha berhenti merokok. Kampanye ini juga mengusung ide bahwa kekuatan diri sendiri untuk berusaha berhenti merokok tidak cukup. Pasalnya, dibutuhkan pula dukungan dan peran orang-orang terdekat, serta konsultasi dengan dokter agar bisa benar-benar berhenti merokok.

"Memang sulit buat para perokok. Mereka sebenarnya ingin berhenti. Banyak di antara para perokok ingin berhenti karena alasan-alasan tertentu. Alasannya yang paling banyak karena memikirkan masa depan mereka, kesehatan. Yang ingin berhenti 70 persen, tapi hanya 5-10 persen yang bisa berhenti tanpa bantuan. Itu karena tingkat adiksi mereka sangat kecil, atau mereka merokok hanya waktu-waktu tertentu saja,” ujar Dr Tribowo T Ginting SpKJ, dokter spesialis Kedokteran Jiwa dalam acara peluncuran kampanye Break Free dengan tema “Semangat Bebaskan Diri dari Jeratan Adiksi Nikotin” di The Cone, FX Lifestyle X’nter, Jakarta, Rabu (26/5/2010).

Melalui kampanye terpadu ini, diharapkan lebih banyak perokok di Indonesia yang ingin berhenti merokok berhasil membebaskan diri dari jeratan adiksi nikotin. Di Jakarta sendiri, jumlah total perokok aktif tercatat meningkat 1 persen per tahun. Berdasarkan data itu, di Indonesia ada 1.172 orang meninggal dunia per hari karena penyakit yang diakibatkan rokok.

“Perokok selalu memiliki banyak alasan untuk mempertahankan kebiasaan merokoknya sekalipun ingin berhenti. Diperlukan motivasi yang kuat bersumber dari diri sendiri maupun lingkungan orang terdekat. Ketika para perokok merasa motivasinya menipis, lingkungan dapat segera mendukung dan menguatkan kembali,” jelas Dr Tribowo.

Tidak hanya bagi perokok aktif, efek dari para perokok ini terhadap orang-orang di sekitarnya turut mencengangkan. Diperkirakan jumlah perokok pasif di Indonesia tahun 2004 yang berusia 0 sampai 14 tahun sebanyak 43 juta anak, sedangkan perokok pasif di atas 15 tahun diperkirakan sejumlah 45,6 juta.

“Perokok pasif jauh lebih berat, karena ada komponen penyebab lainnya yang akan masuk ke dalam tubuhnya, yang bercampur dengan radikal bebas,” rinci Dr Tribowo.
Presiden Direktur PT Pfizer Indonesia, Luthfi Mardiansyah turut pula mengutarakan keprihatinannya akan kegagalan para perokok yang berhenti di tengah jalan dan kembali merokok.

“Karena itu kami meluncurkan kampanye Break Free untuk membantu para perokok yang berkeinginan berhenti merokok dengan memotivasi mereka. Mengajak orang terdekatnya untuk memberikan dukungan dan menyediakan terapi farmakologi bagi yang membutuhkan,” papar Luthfi.

Kampanye ini juga memberikan edukasi para konsumen mengenai kondisi kesehatan setelah para perokok berhenti merokok. Kampanye Break Free Regional bekerja sama dengan para dokter, rumah sakit, pemerintah dan juga media massa dan institusi terkait lainnya di setiap negara yang melakukan kampanye ini. Selain itu, PT Pfizer Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melakukan rangkaian kegiatan bersama dalam menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2010.

Pada tanggal 29 Mei 2010, Pfizer akan ambil bagian dalam Aksi Simpati di Bundaran HI yang melibatkan sekira 300 orang dari berbagai elemen masyarakat. Sementara pada 30 Mei 2010 di kawasan yang sama juga akan diadakan pelantikan para Duta Bebas Rokok sebagai bentuk dukungan bagi para mantan perokok ini untuk menerapkan hidup yang lebih sehat.