RSS
MissYouRoseWrites Pictures, Images and Photos

Archives

KASIHAN !! Orang Tua Tak Mampu Biayai Sekolah, Murid SD Gantung Diri !!!

http://www.riaupos.com/new/gfx/otonomi/murid-sd-tewas.jpg





PANGEAN ONLINE, Siak. Ditengah hiruk pikuknya pemberitaan kasus korupsi di negeri ini, dimana para oknum pejabat seakan berlomba-lomba untuk memperkaya diri sendiri, oknum anggota DPR yang katanya membela rakyat kecil dan rakyat miskin namun tak sedikit yang tersangkut masalah uang dikala mereka telah menduduki jabatan yang diinginkan.

Bertentangan dengan kisah diatas, sebuah kisah tragis terjadi Desa Buatan Besar Kecamatan Siak Provinsi Riau, seorang anak SD tewas gantung diri akibat orang tuanya tidak mampu membiayai untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Putra pertama dari 4 bersaudara pasangan Alumi Zaro (35) dan Lestari Zay (31) warga asal Kabupaten Nias, yang tinggal di Dusun Sidodai, Desa Buantan Besar, Kecamatan Siak, ini, ditemukan sudah tidak bernyawa oleh tetangganya, Adi (30), saat pulang dari kebun. ‘’Saya sempat terkejut, ada anak tergantung dengan seutas tali di kandang kambing. Tentu melihat itu saya langsung beritahukan ke tetangga yang lain dan orang tuanya,’’ ujar Adi.

Kejadian itu sempat membuat gempar warga Desa Buantan Besar, dan warga yang datang untuk melihat kejadian itu terus ramai. Apalagi kejadian itu sangat tiba-tiba dan korban dikenal oleh warga setempat sebagai anak yang baik dan penurut.

‘’Korban anak rajin bekerja, tekun belajar dan selalu memelihara kambing orangtuanya. Bahkan korban sangat penurut dan tekun dengan orang tua dan apa yang disuruh orang tuanya tetap diikuti dan selalu diselesaikan dengan bagus,’’ ucap Ansori (39), tetangga korban.

Ia mengaku sangat terkejut dengan kejadian tersebut, juga sangat prihatin. Karena keseharian korban yang sedikit pendiam kalau sedang menggembala kambingnya selalu membaca buku. Tapi ia mengaku tidak tahu ada persoalan lain.

Sejak ditemukan siang itu, korban langsung disemayamkan di dalam rumah kedua orang tuanya yang sangat sederhana. Apalagi keseharian Alumi Zaro (35) sebagai petani dan istrinya Lestari Zay (31) sebagai buruh perkebunan tidak mampu mencukupi ekonomi keluarganya.

Bahkan malam yang semakin larut waktu itu membuat suasana rumah korban sunyi. Ibu korban terus menangis dan meratapi kepergian anaknya yang begitu cepat. Apalagi korban berencana ingin melanjutkan sekolah SMP yang ada di Kecamatan Bungaraya. Tapi keinginan itu mentah, ketika orang tuanya mengaku tidak punya biaya. Sehingga membuat korban putus asa dan akhirnya mengakhiri nyawanya dengan cara tragis.

‘’Kami hanya dengar kabar, korban mau sekolah lagi tapi orang tuanya tidak mampu dan mungkin korban depresi,’’ ujar Ansori.

Setelah beberapa jam ditemukan korban gantung diri oleh tetangganya, barulah petugas Polsek Siak yang langsung dipimpin Kapolsek Siak AKP Sugeng mendatangi TKP bersama dua orang anggota KPAID Kabupaten Siak, Berlian Littaq dan Ecky. Di sana petugas langsung melakukan interogasi dan mengumpulkan data dan fakta di lapangan.

Hidup ini…
Betapa sedihnya hidup ini..
Betapa sedihnya..
Betapa sedihnya..
Hidup ini…
Kalau jalan tersandung
Jadinya jatuh
Kalau lompati parit, malah jatuh ke parit
Oh sial…Sial…Sial

Bait itu merupakan puisi yang ditulis Windar Kristian Waruwu (12) seorang siswa SD, yang baru selesai mengikuti UASBN. Tulisan itu dibuatnya sebelum tewas mengenaskan gantung diri di kandang kambing milik orang tuanya dengan menggunakan seutas tali. Peristiwa ini terjadi Rabu (19/5) sekitar pukul 12.00 WIB.

Di mata ibunya, korban adalah anak yang baik dan penurut. Tapi sebelum kejadian, korban pernah menyampaikan keinginannya untuk dikhitani saat libur panjang sekolah. Juga minta dibelikan HP dan melanjutkan sekolah di SMP Bungaraya.

‘’Dia sempat mengajukan tiga permintaan itu, tapi karena kami orang susah, tentu tidak bisa memenuhi. Mungkin anak saya kesal dan jadi bahan pikirannya. Kemudian mengakhiri nyawanya dengan cara gantung diri,’’ ucap ibu korban sambil menangis.

Lestari mengatakan, selama ini anaknya sekolah di SD 010 Tuah Indrapura, dan sudah selesai mengikuti ujian UASBN. Korban sangat peduli dengan kondisi ekonomi keluarga. Sejak kecil dia diasuh neneknya dan berpisah dengan neneknya 4 bulan yang lalu, karena pulang ke Medan.

Yang membuat keluarga korban sangat sedih dan merasa kehilangan adalah saat menemukan sebuah buku yang diletakkan di atas lemari. Dari tumpukan buku-buku baru yang dipersiapkan untuk melanjutkan sekolah, terdapat satu buku yang ditulis korban berjudul “Kisah Sedih”.

Di samping puisi yang ditulis korban dalam buku itu terdapat gambar yang dilukisnya berpakaian warna merah dengan lengan berwarna biru. Kedua tangan yang digambarkan korban terlihat sedang bersedih dengan mengusap air mata dengan kedua tangannya.

‘’Saya sangat sedih dan kehilangan, karena hasil ujiannya cukup bagus dan sempat mendapat nilai 9 untuk pelajaran IPA. Dia sempat diberi hadiah uang oleh kepala sekolahnya,’’ kisah ibu korban sambil mengusap air mata.

Malam semakin larut, rombongan Kapolsek Siak AKP Sungeng bersama KPAID juga turun mewawancari keluarga dan tetangga korban. Dari keterangan Kapolsek Siak, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Pihaknya menduga korban depresi, karena kondisi perekonomian keluarga.

‘’Mungkin orang tuanya tidak bisa memenuhi cita-citanya, karena selesai ujian korban sempat meminta kepada orang tuanya mau melanjutkan sekolah SMP ke Bungaraya. Tapi ayahnya mengaku tidak sanggup membiayai, makanya korban sedih dan prihatin dengan penghasilan pas-pasan,’’ ujar Kapolsek.

Ia juga menyebutkan, jika dilihat dari simpul tali dan cara mengikat ke leher berupa simpul hidup dan saksi yang menemukan pertama kali, memang tidak ada tanda-tanda keerasan dari tubuh korban. Dia meninggalkan tulisan pesan dan catatan pribadi berupa buku yang menggambarkan perasaannya yang paling sedih.

‘’Kami masih menyelidiki kasus ini. Kami juga sempat meminta keluarganya untuk melakukan otopsi tubuh korban, tapi ditolak dan kami menunggu situasi keluarga korban mereda dari kesedihannya,’’ ujarnya.

Berlian Lirtaqwa, Ketua Bidang Kemitraan KPAID Kabupaten Siak yang melihat kejadian ini menyatakan, kenyataan ini menimbulkan pertanyaan besar di benaknya. ‘’Mengapa anak sekecil itu bisa bunuh diri,’’ ujarnya.

Pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban yang cukup tragis tersebut. Makanya, kata Berlian, untuk mengetahui psikologis korban, pihak KPAID sudah mendatangkan dokter psikologi dari Diskes Siak untuk melihat buku-buku milik korban yang bertuliskan puisi. ‘’Kami sudah meminta dokter psikiater untuk menerangkan tentang puisi dan tulisan yang ada di buku miliki korban. Kami akan terus mengikuti kasus ini sampai ada kejelasan,’’ ujarnya.

Sementara itu, Camat Siak, Juarman, juga mengaku aneh anak sekecil itu bisa bunuh diri dengan sadis. Ia menilai aksi itu ada kaitannya dengan tontonan di tayangan tv. Makanya orang tua harus waspada dan jangan membiarkan anak-anak menonton aksi kekerasan atau semacamnya. ‘’Mungkin ini pengaruh tontonan tv, karena secara akal sehat anak seumurnya tidak mungkin bisa gantung diri,’’ ucapnya dengan prihatin.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
* http://www.riaupos

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN CUMA LIHAT DOANK GAN!!
TINGGALIN JUGA KOMENTAR KAMU...OKE!?

Related Posts with Thumbnails

ShoutMix chat widget

ShoutMix chat widget

ShoutMix chat widget