Sex Therapy, Jawaban Disfungsi Ereksi

Sex therapy merupakan suatu cara penanganan disfungsi seksual dengan bantuan pasangan.

HUBUNGAN intim membara, tentunya harus dinikmati kedua belah pihak. Namun di saat disfungsi ereksi melanda kaum pria, sex therapy merupakan jawaban tepat untuk mengatasinya.

Sebaiknya istilah sex therapy tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini untuk menghindari kerancuan dengan pengertian pengobatan pada umumnya. Pengertian sex therapy yang dipelopori oleh Masters and Johnson, berbeda dengan cara pengobatan disfungsi seksual yang lain.

"Sex therapy mengintegrasikan komponen biomedik dan psikososial dalam mengatasi disfungsi seksual. Tetapi ada beberapa kendala dalam pelaksanaan sex therapy bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, yaitu kurangnya komunikasi seksual pasangan suami isteri dan kecenderungan menyembunyikan gangguan seksual dari pasangannya," papar Prof Wimpie Pangkahila dalam bukunya yang berjudul Seks yang Membahagiakan.

Alasan lainnya pelaksanaan sex therapy dinilai hanya membuang waktu dan memerlukan ketekunan sehingga dianggap tidak praktis.

"Sex therapy merupakan suatu cara penanganan disfungsi seksual berupa suatu latihan yang harus dilakukan oleh orang yang mengalami disfungsi seksual dengan bantuan pasangannya," jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.

Strategi dasar sex therapy adalah meningkatkan faktor erotik dan mengurangi faktor yang menghambat reaksi seksual. Maka latihan yang dilakukan harus berdasarkan strategi dasar itu.

Pada dasarnya, cara latihan sex therapy sama untuk semua disfungsi seksual yaitu melalui serangkaian sesi tanya jawab, melakukan sensate focus dan diskusi, lalu dilanjutkan dengan latihan seksual untuk masing-masing disfungsi seksual.

"Dasar latihan sensate focus ialah bahwa sentuhan merupakan bagian yang penting dari komunikasi pribadi, yang sangat penting artinya bagi reaksi seksual, baik pada pria maupun wanita," terangnya.

Selama melakukan sensate focus, pasangan suami istri harus melakukan sentuhan, rabaan atau pijatan yang menyenangkan kedua belah pihak. Tetapi dilarang menyentuh kelamin pasangannya, termasuk bagian payudara wanita. Pada hari berikutnya, sentuhan meluas mengenai kelamin pasangan, tetapi jangan berusaha menimbulkan orgasme dan ejakulasi. Tujuan sensate focus hanya untuk menikmati arti sentuhan yang menimbulkan perasaan seksual.